Rindu yang Sampai

1746 Kata

“Bayinya gak kenapa-napa.” Itu kalimat pertama yang Bintang dengar saat membuka mata, sang Nenek sedang menelpon membelakanginya. Sadar Bintang bangun, dia segera mematikan telpon. “Nak? Ada yang sakit?” Dokter menjelaskan tidak ada luka serius, janin dalam kandungan Bintang juga baik-baik saja. Hanya ada luka goresan di lutut dan kening. “Nenek?” “Kamu jatuh tadi di tangga gara-gara si Burhan. Nenek nanti gak akan izinin dia masuk kok. Tadi Nenek panik banget, untung bayinya gak kenapa-napa.” “Bayi?” “Bintang belum tahu ya? Bintang hamil.” Nenek menempelkan telapak tangan Bintang ke perutnya sendiri. “Ada bayi Bintang sama Angkasa disini. Masih sangat kecil dan rawan, untungnya dia gak kenapa-napa. Dokter bilang nanti dia resepkan obat penguat buat kamu.” Kondisi tubuhnya yang berba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN