Peran Sebenarnya

1156 Kata

“Eyang…” Sena menegurnya, tapi itu tidak menghentikan ekspresi wajah Eyang dan rombongannya. Sudah terlanjur melihat Bintang sebagai manusia pembawa sial. Mereka tahu cerita Tiara, dan inilah karma yang dibawanya. “Sini, Nak. Papah kamu kemana?” tanya Sena. “Papah bilang mau beli bakso tahu dulu di kantin, jadi Bintang diizinin ke atas duluan.” “Udah sarapan?” “Udah, Mama.” “Banyak makanan nih disini. Nanti kamu makan ya.” Eyang Zara berdecak. “Gak sudi dimakan sama anak pembawa sial itu. Bukannya dibuang, malah terus gedein dia. Heran sama kamu tuh.” “Eyang Zara, kalau masih mau gitu sama Bintang, silahkan keluar.” “Eyang emang mau keluar, bagian cuci darah. Ayok bantu.” Perintahnya pada kerabat yang lain supaya mendorong kursi roda. Melewati Bintang tanpa mau menatapnya, berpaling

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN