BAB 6

1185 Kata
Rachel dan Bryan sama-sama sedang mengatur nafas mereka setelah ciuman panas yang baru saja mereka lakukan. Suasana menjadi hening Karena mereka sedang mengatur pikiran dan sikap masing-masing. Ingin rasanya Rachel menolak ciuman itu tapi entah kenapa otak dan tubuhnya ga bisa diajak kompromi sama sekali. Otaknya sudah memerintahkannya untuk melepaskan ciuman itu tapi tubuhnya seakan tak patuh karena tubuhnya  menerima ciuman panas dari pria yang ada di depannya. "Ayo aku antar pulang."  kata Bryan menarik tangan Rachel untuk masuk ke mobilnya Rachel tak membantah ia hanya mengikuti ketika Bryan menggandeng tangannya menuju ke mobilnya. Selama perjalanan ke rumah Rachel  tak ada satu patah kata pun yang keluar dari bibir mereka. Mereka masih sibuk dengan pikiran-pikiran mereka masing-masing. Hingga tak terasa mobil yang membawa mereka sudah sampai di depan rumah Rachel. Tak ada sepatah kata pun keluar walaupun mobil Bryan sudah berhenti beberapa menit yang lain. Ada rasa canggung yang masih tercipta diantara mereka akibat peristiwa ciuman itu terjadi. "Makasih udah nganter aku sampai rumah." kata Rachel berusaha bersikap sebisa mungkin Rachel pun bersiap untuk pergi ketika tangannya ditahan oleh Bryan. "Aku serius soal perjodohan yang akan kita lakukan. Aku akan tetap  menikah dengan  kamu seperti apa yang telah orang tua kita sepakati. Dan aku mau kamu juga menerima perjodohan ini. Dan jangan pernah terlintas dipikiran kamu untuk menolak perjodohan ini." kata Bryan tegas "Apa hak kamu menyuruh aku menyetujui perjodohan ini. Asal kamu tahu aku udah punya pacar yang sangat aku cintai. Dan kami berencana untuk menikah dalam waktu yang sangat dekat.  Aku juga ga berniat nikah sama cowok arogan kaku, dan suka ikut campur urusan orang. Dan kamu bilang ke orang tua kamu untuk menolak perjodohan itu. Aku akan menemui Tante Bella dan Om Harry secepatnya untuk membahas masalah ini. Sebelumnya aku akan bicarakan soal penolakan perjodohan ini kepada ayah dulu. Sebelum aku bertemu dengan Tante Bella dan Om Harry." kata Rachel tak kalah tegas Rachel pun menghempaskan tangan Bryan yang mencengkeramnya cukup kuat. Setelah terlepas ia segera keluar dari mobil dan masuk ke rumahnya. Dan Rachel tak pernah menengok ke arah Bryan lagi. Baginya urusan dirinya dengan Bryan Hanz hanya sampai disini saja. Untuk soal bagaimana ia membicarakan ini dengan ayahnya bisa ia pikirkan nanti. Karena hari ini jadi hari yang berat untuk Rachel. Ia hanya ingin cepat mandi dan segera tidur. Ia berharap dengan tidur semua masalah yang ia hadapi dapat ia lupakan walaupun hanya sebentar. "Rachel Darmawan hanya aku yang boleh memiliki kamu dan ga akan pernah ada laki-laki lain yang bisa dapatin kamu." kata Bryan menampilkan ekspres serius Bryan mengambil hpnya dan mencari nomer seseorang. "Kamu cari informasi tentang kekasih Rachel Darmawan. Dan saya mau besok pagi semua informasi itu sudah ada di meja kerja saya segera." Perintah Bryan Tak berapa lama ia menutup teleponnya. Untuk pertama kalinya seorang Bryan Hanz terlibat masalah perempuan. Dan baru pertama kali ada seorang wanita yang menolaknya begitu saja. Awalnya Bryan hanya ingin sedikit bermain-main dengan Rachel Darmawan. Tapi ia begitu penasaran dengan Rachel Darmawan. Apa alasannya menolak seorang Bryan Hanz.  Dan Bryan berjanji akan menjadikan Rachel sebagai miliknya sesegera mungkin dan ia akan melakukannya dengan cara apapun. Walaupun harus dengan cara kotor sekalipun. @ rumah Rachell Rachel masih tak percaya dengan apa yang dialaminya. Ia dicium oleh laki-laki lain selain pacarnya. Dan ia merasa bersalah dengan Radit karena seharusnya ia bisa menahan diri. Tapi kenyataannya ia terhanyut dalam pesona Bryan Hanz. Rachel kembali menyentuh bibirnya. Bibir yang sudah dicium oleh orang sama sebanyak 2 kali. Dan entah kenapa ketika berada di samping Bryan ia merasa terlindungi. Rachel segera membuang semua pikirannya tentang Bryan. Ia pun bergegas tidur karena besok akan memulai hari yang baru. Senyum tak hilang dari wajah cantik Rachel. Ia baru saja membeli dasi untuk diberikan pada Radit karena hari ini hari aniversary mereka yang kedua. Dan Rachel ingin memberi kejutan dengan membawakan kue tart yang ia buat tadi dan hadiah dasi yang khusus ia beli untuk Radit. Rachel sedang perjalanan menuju apartemen Radit. Yapsss dari hasil kerjanya selama ini Radit bisa membeli sebuah apartemen yang cukup bagus. Dan Rachel merasa sangat senang karena Radit mau bekerja keras untuk masa depan mereka. Mereka sudah merencanakan tentang masa depan mereka. Dan itu membuat pipi Rachel merona karena mengingat kebersamaannya dengan Radit. Sambil bersenandung ia berjalan menuju unit apartemen Radit. Jam masih menunjukkan pukul 5 sore jadi dapat dipastikan Radit belum pulang kantor. Jadi Rachel masih punya sedikit waktu untuk mempersiakan kejutan untuk Radit. Rachel pun membuka pintu apartemen Radit. Ketika masuk suasananya sangat gelap dan sedikit berantakan. Rachel berpikir Radit pasti belum membersihkan apartemennya. Karena Radit terlalu sibuk bekerja sehingga terkadang ia tak sempat membersihkan apartemennya. Rachel hanya bisa geleng-geleng kepala melihat keadaan apartemen Radit. Ia pun agar bergegas membersihkan apartemennya Radit sebelum ia pulang dan segera menyiapkan kejutan untuknya. Ketika sedang berjalan ia mendengar suara aneh di dalam kamar. Tanpa pikir panjang Rachel membuka pintunya. Dan betapa kagetnya Rachel dengan apa yang dilihatnya. Ada sepasang laki-laki dan perempuan dengan keadaan telanjang dan mengeluarkan suara desahan yang menurut Rachel menjijikan. Dan yang membuat Rachel syok karena laki-laki itu adalah Radit. "Rara.... Radit tampak kaget melihat Rachel disana. Ia pun segera menutup ketelanjangannya dengan selimut. "Dit, aku kecewa sama kamu. Sebenarnya aku mau buatin kamu kejutan untum anniversay kita tapi apa yang aku dapat?  Aku malah yang mendapat kejutan luar biasa dari kamu. Dan terima kasih atas kejutan yang kamu berikan buat aku."  kata Rachel yang sudah berlinang air mata Radit tampak tak bisa berkata apa-apa karena masih shock dengan apa yang terjadi pada dirinya. Ia begitu bodoh bisa mengkhianati Rachel orang yang ia cintai. "Dan Dit, terima kasih untuk semua yang udah kamu berikan buat aku. Makasi buat 2 tahu kebersamaan yang kita lalui bersama. Dan aku juga mau minta maaf belum bisa jadi yang terbaik buat kamu. Belum bisa menjadi wanita yang kamu inginkan. Mungkin lebih baik kamu mencari wanita yang jauh lebih baik dari aku. Jadi lebih baik mulai detik ini kita akhiri hubungan kita saja." Kata Rachel dengan air mata yang sudah tidak bisa dibendung Rachel pun langsung pergi dari apartemen Radit tak menghiraukan namanya dipanggil Radit Rachel tak peduli karena banyak mata yang melihat ke arahnya. Bayangkan saja ia berjalan sambil menangis. Rachel terus meruntuki kebodohannya karena bisa percaya dengan Radit. Dan ia benar-benar sakit hati. Hujan tak menghentikan langkah Rachel. Ia terus berjalan tak memperdulikan bajunya yang basah kuyub. Dan badannya yang mulai menggigil. Sampai sebuah tangan menarik tangannya. Dan menarik tubuhnya ke dalam pelukannya "Kamu mau mati kedinginan." Teriak seseorang yang memeluk Rachel Rachel melihat siapa yang sedang memeluknya saat ini. Tampak Bryan Hanz ada di depannya sedang memeluknya. Entah mengapa Rachel langsung menangis di pelukan Bryan. Menumpahkan semua sakit hatinya di pelukan Bryan. Seakan-akan Rachel merasa Bryan seperti tempatnya bersandar untuk saat ini tempat ternyaman Rachel untuk saat ini Dan yang bisa Bryan lakukan hanya membalas pelukan Rachel. Dan hanya itu yang bisa Bryan lakukan. Karena percuma berbicara panjang lebar untuk saat ini. Rachel pasti tak akan bisa mencerna apa yang ia katakan. Dengan memberikan pelukan padanya bisa menyalurkan rasa nyaman pada tubuh Rachel. Dan sedikit mengurangi rasa sakit yang Rachel alami untuk saat ini.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN