Sudah hampir 3 hari Rachel belum juga sadarkan diri. Tapi dokter memberikan keterangan kalau keadaan Rachel sudah membaik. Sekarang yang bisa dilakukan adalah menunggu Rachel sadar. Dan selama 3 hari ini juga Bryan terus disamping Rachel. Tak sedetik pun ia pergi dari sisi Rachel. Bahkan masalah kantor pun tidak ia pedulikan sama sekali. Tapi untung sang Daddy mengerti dan untuk sementara beliau yang menggantikan Bryan selama ia berada di rumah sakit. Karena bagi Bryan seluruh pikirannya hanya tertuju Rachel seorang. Daripada Bryan memilih bekerja pasti pekerjaan yang ia kerjakan tidak ada yang beres. Karena ia tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya. Karena di dalam pikirannya hanya khawatir tentang keadaan Rachel.
"Sayang, kapan kamu bangun? Kamu tega biarin aku nunggu kayak gini?
