33. Akulah Sang Pengkhianat

1680 Kata

Bari letakkan tubuh Elena di kasur dengan sangat hati-hati. Simbok yang mengikuti mereka tidak banyak berkata-kata. Simbok hanya mengambil buket bunga dari Bari dan letakkan di gelas tinggi yang berfungsi seperti vas. Sepertinya beliau tahu diri dan paham atas kondisi yang terjadi pada nona muda majikannya dan Bari. Hal ini tentu membuat simbok panas dingin, bingung, apa yang harus dia katakan pada Eyang Bratajaya. Di satu sisi, simbok juga merasa senang karena melihat Elena yang lebih banyak tersenyum sejak ada Bari. Tapi di sisi lain, perbedaan status mereka akan menjadi masalah. “Simbok tinggal ya Nak Bari, tapi ingat, berlaku yang sopan dan tahu tata krama. Nona Elena adalah majikan kita.” Sebuah kalimat yang diucapkan dengan lembut tapi mengandung pesan yang sangat kuat yang harus Ba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN