“Bar… bangun, kamu mengigau ya.” Elena goyangkan tubuh Bari dengan lembut, suaranya juga dibuat selembut mungkin agar Bari tidak kaget. Bari membuka mata, tapi kemudian dia mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan dengan cahaya lampu. “Elena??” Reflek Bari sebut nama perempuan cantik di depannya ini. Dia coba untuk duduk tapi sedetik kemudian dia menjerit kecil karena pusing yang terlalu mendera, “aduuh kepalaku!” Baik Bari dan Elena tidak ada yang menyadari nekatnya Bari memanggil sang majikan hanya namanya saja. Ini karena Bari merasa kesakitan lagi. Bari kembali rebah di bale kayu, dia ingin meremas kepalanya tapi sekali lagi dia menjerit karena tangan kanannya yang terasa kaku, “aah tangan kananku! Kenapa bengkak?” mata Bari melotot melihat tangan kanannya yang sedikit bengkak.