Muridku Maduku - Bab Lima Puluh Empat

1283 Kata

Elin masih terpaku di bangku yang ada di dalam perpustakaan sekolahannya setelah menerima telfon dari suaminya. Dia tidak tahu kenapa tadi bicara seperti itu pada suaminya, seolah dirinya tidak apa-apa saat suaminya menyenangkan madunya. Padahal hatinya terasa tersayat-sayat sembilu, luka yang tak berdarah bertambah sakit hari ini. Elin juga tidak menyangka, bisa-bisanya adik madunya berkata seperti itu pada suaminya. Menyuruh Rendra supaya melupakan dirinya kala sedang bersamanya. Elin tersenyum getir dan menggelengkan kepalanya mengingat apa yang tadi dikatakan suaminya. “Perjanjian tetaplah perjanjian, Ria. Mungkin saat ini kamu bisa egois, tapi suatu hari nanti saat anak kamu sudah lahir, perjanjian itu akan tetap berlaku sebagaimana mestinya. Aku tidak peduli ada anak di antara kamu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN