Jingga berusaha tenang meskipun perasaannya dipenuhi kecemasan. Sungguh, ia takut terjadi sesuatu antara Biru dengan Bian. Walau tidak tahu secara detail apa yang hendak mereka bicarakan, tapi bukankah sudah jelas kalau apa pun pembicaraan mereka … pasti berkaitan dengan Jingga? Apa mungkin mereka bicara di kafe milik Bian? Haruskah aku menyusul ke sana sekarang? Jingga secepatnya menggeleng. Belum tentu mereka ada di sana. Bisa-bisa Jingga hanya membuang waktu dan tenaga karena tidak menutup kemungkinan mereka bicara di tempat lain yang tidak Jingga ketahui. “Astaga, kalian bikin aku gila,” gumam Jingga pelan. “Siapa yang bikin kamu gila?” tanya Ujang yang entah sejak kapan ada di belakang Jingga. Sejenak Jingga memperhatikan kalau pria itu membawa gelas kosong. Sepertinya Ujang kebe