Bab 21 - Marah

1705 Kata

Biru ini sebenarnya kenapa, sih? Jingga sampai heran sendiri. Bagaimana tidak, waktu itu saat Jingga ingin nebeng berangkat ke kantor, pria itu malah tidak peka. Bahkan, sedikit pun Biru tidak menawarkan tumpangan pada Jingga walaupun hanya basa-basi. Anehnya, saat ini Biru malah terkesan memaksa Jingga ikut pulang bersamanya dengan dalih ada yang ingin pria itu bicarakan, padahal Jingga sudah bilang mau naik taksi online saja. Ah, jangan lupa kalau Biru juga menyebutkan kata ‘sangat’ penting sampai tiga kali. Seperti mau memanggil jin saja! “Dasar duda semaunya sendiri,” batin Jingga. Mobil yang Biru kemudikan melaju dengan kecepatan sedang dan sudah beberapa menit berlalu tapi pria itu belum mengeluarkan sepatah kata pun. Jingga pun malas untuk membahas lebih dulu, jadi biarkan begini

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN