Bian tahu, tergoda untuk melakukannya dengan Ara adalah kesalahan yang fatal. Bian juga sadar penyesalan yang dirasakannya tentang malam pergantian tahun yang panas antara dirinya dengan Ara sudah cukup mampu untuk menyiksa batinnya. Bian benar-benar merasa bersalah pada Jingga, wanita yang seharusnya menjadi satu-satunya untuk Bian karena Jingga adalah calon istrinya. Konyolnya di siang bolong begini, Bian malah melakukannya lagi dengan Ara. Bagaimana mungkin Bian mengulangi kesalahan yang sama dengan begitu enteng? Lantas, penyesalan macam apa yang ia rasakan sebelumnya? Penyesalan yang kalah telak oleh gairah. Sungguh, Bian tak mau memungkiri betapa godaan Ara sungguh luar biasa sampai-sampai Bian kesulitan untuk menolak. Ah, bukan kesulitan lagi, melainkan tidak bisa. Dengan mudahny