Pertemuan di Melbourne

1423 Kata

Langit Melbourne berwarna keperakan saat Sebastian menjejakkan kaki di luar bandara. Angin musim semi berembus lembut, namun dingin yang menelusup ke kulit tak sebanding dengan gugup yang merayap di dadanya. Ia berangkat sendirian kali ini, tanpa Ardian, tanpa sopir, tanpa siapapun. Hanya dirinya dan secarik alamat yang diberikan Yanto. Mobil sewaan melaju perlahan di jalan yang dipenuhi deretan rumah berarsitektur klasik. Setiap tikungan terasa panjang, seolah waktu sengaja memperlambat langkahnya. Di dalam mobil, Sebastian menatap kertas di tangannya lalu teringat kata-kata terakhir Ardian sebelum keberangkatannya. “Tuan, kalau nanti bertemu nona Valenia… jangan bicarakan apa pun tentang dugaan Tuan kalau nona Valen tengah mengandung. Takutnya nona Valenia salah paham dan berpikir T

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN