Memaafkan demi Valenia

1439 Kata

Valenia menatap layar ponselnya yang terus bergetar. Nama Kakek Ridwan terpampang jelas. Ia sempat ragu beberapa detik, lalu menarik napas dalam sebelum akhirnya menekan tombol hijau. “Halo Kek, ada apa?” tanyanya dengan suara pelan, mencoba terdengar tenang meski jantungnya berdetak cepat. “Benarkah kalau Boby sudah membayar orang untuk mencelakakan bodyguard-mu itu?” suara Kakek Ridwan terdengar rendah, tersengal, seakan ia sedang terburu-buru atau baru saja menahan amarah. Valenia langsung berdiri dari sofa, telapak tangannya yang memegang ponsel terasa dingin. “Kakek tenang dulu. Saya juga baru tahu. Saya baru saja menerima pemberitahuan dari pihak berwenang. Biar saya ke sana dulu, nanti saya kabari Kakek lagi,” ujarnya, berusaha menenangkan dirinya sendiri sekaligus menenangkan sa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN