Salah menyebut nama

1581 Kata

Pagi itu udara terasa segar, sinar matahari masuk lembut melalui tirai ruang tamu. Celine yang baru saja membuka pintu rumah sedikit terlonjak kaget saat melihat siapa yang berdiri di luar pagar dengan tangan membawa kantong kertas besar dan wajah penuh senyum. “Wah, Tuan Sebastian?” serunya setengah berbisik. “Pagi sekali sudah datang?” Sebastian tersenyum tipis, tampak lebih santai pagi ini. “Rencananya begitu, tapi tadi pagi saya terbangun lebih awal dan terpikir untuk mampir… membawa sarapan. Kalau kesiangan takutnya percuma, bisa-bisa kalian sudah sarapan.” Ia mengangkat kantong di tangannya. Aroma roti panggang dan kopi langsung menguar. Celine menatapnya dengan pandangan penuh arti. “Ah, kalau orang jatuh cinta memang begitu, belum sempat dingin malamnya, paginya sudah nongo

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN