Sepanjang perjalanan Sena menuju sebuah kafe di mana ia akan bertemu dengan Bianca, pikirannya terus berkelana sebab teringat dengan janji yang Zian —sepupunya— miliki. Sena sepertinya tidak suka setelah mendengar Zian akan pergi berjalan-jalan dengan Kinan. Ia sendiri tidak tahu kenapa tiba-tiba kesal. Padahal biasanya ia selalu mengejek bila sang sepupu tak kunjung memiliki kekasih. Di saat sekarang lelaki yang usianya di bawah dirinya dua tahun itu ada seseorang yang bisa dijadikan calon atau kandidat, justru ia yang mendadak tak suka. 'Bagaimana bisa secepat itu ia pergi dengan laki-laki yang baru dikenal?' gumamnya sambil fokus menyetir, membicarakan Kinan yang mau pergi dengan Zian. 'Hei, laki-laki itu sepupumu sendiri. Apakah kamu berpikir kalau Kinan tidak akan aman kalau per