Januari mengemudi seperti orang yang sudah kehilangan kewarasannya. Sedikit-sedikit, pria itu menyalakan klakson—meminta mobil, ataupun kendaraan roda dua di depannya, untuk memberinya jalan. Berkali-kali melirik jam—memastikan berapa banyak waktu yang tersisa, sebelum gadis itu benar-benar pergi. Ingin sekali Janu mengumpati Alka, dan Naya. Bolehkah? Sebenci itulah mereka padanya, hingga menyembunyikan kepergian Mekka darinya?? Padahal, dia sudah berjanji untuk tidak menemui gadis itu. Tidak tahukah mereka seberapa menderitanya dia?? Menahan rindu itu ternyata memang benar-benar berat. Dia harus berteman dengan bercangkir-cangkir kopi, agar bisa tetap terjaga. Fokus pada pekerjaan, hanya agar bisa mengalihkan pikiran, akan keinginannya untuk menemui gadis itu. Melihat kondisinya secara l