14

1746 Kata

Apa?" tanya Mas Zain seolah sedang salah dengar. Deg deg deg Itu bunyi jantungku yang berdetak begitu keras. Aku tegang, gugup, juga takut. Duuh, bagaimana jika ia tak mengijinkanku tinggal di rumahnya? Tidak ada yang kukenal pula di sini jadi bingung mau tinggal di mana. Aku menatapnya begitu memohon. Farhan ikut memandangnya dengan wajah terlihat berharap. "Tolong bunda, Yah." Mas Zain menghela napas dalam, tampak berpikir. Lalu kembali menghela napas dalam. "Orang-orang pasti akan berpikir bahwa kamu dan aku memang seperti yang mereka tuduhkan." Aku menatapnya penuh penyesalan kenapa hal itu bisa terjadi. Farhan mendekati Caca yang menggelendot ketakutan berpegang pada lututku kemudian mengajak adeknya menuju bunga dihinggapi kupu-kupu. Aku menatap Mas Zain dengan gugup. "Kenapa t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN