POV Cinta Aku sebenarnya tak tega meninggalkan Neni, namun telepon dari Mas Zain yang meminta agar segera pulang membuatku mau tak mau keluar dari klinik. Aku celingak-celinguk. Mas Zain tak ada di manapun. Tekan. Panggil. "Mas, kamu di mana? Aku udah di luar!" kataku jengkel. Sebal karena Mas Zain hanya memandangku di layar HP sambil cengengesan dan mengangguk rambut, lelaki di belakangnya bersiul. Aku mengernyit melihat latar belakangnya berdiri yang adalah rumah belakang ibu. Ada dua lelaki tengah memegang bonsai kelapa, sepertinya mereka tengah memilih mana yang mau dibeli. "Jadi kamu belum sampai sini udah menyuruhku keluar, Mas?!" tanyaku lagi tak dapat kesal. "Putri belum sampai? Dia yang datang menjemput karena tiba-tiba saat aku mau kesitu ada o-." Tanpa menunggunya selesai