POV Zain "Ada apa, Put?" Baru saja aku mau menyusul masuk, pintu ditutup cepat. Menimbulkan bunyi bantingan yang keras yang segera disusul isakan Putri. "Putri." Aku mendorong pintu, yang ternyata tak dikunci. Putri kecilku itu tengah menangis di sudut ranjang, kedua tangan menutupi wajahnya. Aku mendekat. "Ada apa?" Kuusap kepalanya. Ia menepis tanganku, lantas beringsut menjauh. "Aku nggak nyangka, ternyata ayah sangat jahat. Ayah terus menasehatin aku ini itu, tapi ternyata, ayah begitu jahat." Ia tersengal. Aku menatapnya heran, dalam hati bertanya-tanya kenapa ia bisa semarah ini padaku. "Aku ternyata anak di luar nikah. Aku gak diharapkan." Seperti ada pisau yang sangat tajam bergerak cepat menghunjam jantungku. Apa Talita mengatakan yang sebenarnya? Melihat kesedihan Putri, su