Mazida memukul da*da Altha kuat-kuat sampai pria itu akhirnya melepaskan pelukan. “Simpan omong kosong Anda itu! Saya nggak butuh penjelasan apa pun!” Usai mengatakan itu, Mazida bangkit. Ia berjalan tertatih menuju rak sepatu, mengambil sepatunya di sana, lantas memakainya. “Zi, biar aku antar kamu.” “Jangan mendekat!” pekik Mazida seraya membuka pintu. Ia pun segera keluar dan berjalan dengan hati-hati. Altha mengejar. Namun, Mazida sudah masuk lift dan menghilang setelahnya. Pria itu menyugar rambutnya frustrasi. “Aaarrgh!” Dari apartemen, Mazida menuju klinik kesehatan terdekat untuk mengobati kakinya yang kian lama kian terasa perih dan sakit saat dibuat berjalan. “Kok bisa sampai seperti ini?” tanya sang dokter. “Namanya juga musibah, Dok. Nggak sengaja menginjak lautan be

