Telanjur Berpikir Buruk

1096 Kata

Mazida mematung di tempat. Ia bisa melihat dengan jelas semuanya. Bagaimana keduanya saling menempel dan bermesraan. Namun, Altha tidak melihat Mazida sebab posisi duduknya membelakangi. “Kalau mereka kakak adik atau sekadar teman, nggak mungkin sampai cium pipi dan bermesraan seperti itu, kan?” gumam Mazida. Wanita itu ragu untuk kembali ke tempat. Bisa-bisa nanti akan menambah masalah. Jika wanita asing itu istri Altha, bisa-bisa tambah runyam dan salah paham. “Hah, bisa-bisanya ati gue sakit lihat ini! Hey, hati. Lu kenapa?” Mazida berjalan mundur dengan pelan. Ia sudah tidak kuasa lagi melihat keintiman Altha dengan wanita asing itu. Hatinya sakit. Mazida lalu berbalik dan berjalan menuju pintu keluar. Sepanjang berjalan, air mata yang mati-matian ditahan tidak bisa diajak kompro

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN