Mazida awalnya terdiam. Lama-lama pipinya mengembung. Sejurus kemudian ia terpingkal-pingkal. Altha menatap Mazida kesal. Bisa-bisanya kejujurannya ditertawakan. Padahal ia membayangkan dan berharap Mazida akan terkesima dengan pengakuannya ini. Mazida terpingkal-pingkal sampai ia batuk-batuk. Wanita itu meneguk air. “Jokes Mas Altha out of the box. Bisa-bisanya punya ide menghibur saya dengan lelucon ambyar ini.” Mazida kembali tertawa sambil memegangi perut. Sampai-sampai keluar air mata. Altha masih diam. Ia membiarkan Mazida berekspresi. Sebab ia lebih suka Mazida tertawa seperti ini ketimbang melihat kondisi wanitanya semalam. “Sudah ketawanya?” tanya Altha saat Mazida mulai mereda tawanya. “Heh, Mas, kok bisa Mas Altha bicara kayak gitu tadi? Apa efek belum sarapan?” Tawa Maz

