Dilarang

1446 Kata

Bagas terus menggandeng Mazida, mengabaikan penolakan wanita itu yang terus berontak. “Mas, lepas! Aku mau kamu apain?” Bagas masih diam. Ia terus berjalan. Telapak tangannya disatukan dengan telapak tangan milik Mazida. “Mas lepas atau aku akan teriak!” bentak Mazida. Ia sudah berusaha melepaskan tangannya, tetapi tidak berhasil. Cekalan Bagas cukup kuat. Tiba di luar kantor di sudut yang sepi, Bagas berhenti. Namun, ia belum juga melepaskan pegangan tangannya. Mazida berusaha menginjak kaki Bagas, tetapi pria itu berhasil menghindar. “Kamu kasar banget sih! Lepas nggak!” Tanpa kata, Bagas justru memeluk Mazida erat. Mazida terpaku. Ia merasakan elusan juga di kepala dari balik hijabnya. Terdengar suara isakan setelahnya. Bagas menangis? “Aku cinta sama kamu, Zi. Ayo kita menika

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN