“Ah, enggak. Bisa digorok leher gue kalau gue ikut campur,” gumam Arman. Altha mengendarai mobilnya menuju kantor Salsa. Beberapa hari tidak melihat Mazida, ia merasa harus mencari wanitanya itu. Altha merasa, Mazida menjaga jarak dengannya. Pesan dan panggilan telepon tidak satu pun ditanggapi. Ini yang membuatnya khawatir tingkat tinggi. Beberapa hari ini, Altha tinggal di apartemen yang baru dibelinya. Ia merenung, berpikir jernih, dan berusaha mengikis perasaannya pada Mazida sesuai titah sang papa. Salat istikharah juga sudah dilakukan. Namun, usaha melupakan dan menghapus perasaan hasilnya nol besar. Altha bukan anak pembangkang. Meskipun keluarga kaya, ia dibesarkan dalam keluarga yang agamais dan hangat. Ia tidak berani dan tidak pernah menentang orang tua. Lalu sekarang, laran

