Bintang belum merespon taruhan yang diajukan Elsa. Diperhatikannya kembali kandungan wanita itu, kembali berpikir, mungkinkah itu darah dagingnya? “Kamu yakin itu karena aku?” tanya Bintang, ragu. “Apanya?” “Perut kamu. Karena aku?” Elsa tersenyum sambil memegang perutnya. Belakangan ini dia mengabaikan kemarahan agar bisa melahirkan buah hatinya itu dengan selamat. Itu adalah bayi dari pria yang dia cintai. Menjaganya sepenuh hati, meski tak diakui. “Seberapa jauh kamu mengenalku sampai kamu seyakin itu kalau ini anak dari pria lain? Aku sendiri yang tau dengan siapa aku tidur, Bin.” Hening mengisi waktu. Elsa hanya berusaha meyakinkan hati akan tujuan pernikahannya. Baru saja pria itu mengatakan telah tidur dengan wanita lain. Sangat yakin bahwa kandungan Luna itu adalah miliknya.