Winny memerhatikan perubahan ekspresi Kai yang menjadi terkejut. Dia menunduk, merasa tidak sanggup menatap wajah Oka di depannya. Ada rasa bersalah dalam dirinya karena seperti mengkhianati Kak Oka-nya, tapi dia tidak bisa membohongi hatinya. Ada satu tempat untuk Aska di hatinya. Lebih parahnya, tempat itu telah memenuhi lebih dari separuh hatinya. “Aku hamil anaknya sekarang,” lanjut Winny ketika tidak mendapat tanggapan dari Kai. “Aku ingin membangun keluarga kecil yang bahagia dengannya. Kehidupan sederhana saja sudah cukup bagiku, selama ada dia di sisiku.” Tangan Kai di lututnya terkepal kuat. “Kau mengajakku berkencan untuk membuatku menyerah padamu?” Winny mengangguk sembari mengusap perutnya yang rata. “Aku ingin mengakhiri hubungan di antara kita dengan cara yang baik. Sepert
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari