CHAPTER 122

1633 Kata

"Pelan-pelan, Dek." Susan tertegun, laki-laki itu membuka pintu mobil dan menjadikan tangannya sebagai pegangan Susan naik ke dalam mobil. Susan menatap mata itu, mata yang kemudian juga menatapnya dengan sorot yang begitu lembut. Inikah yang Mas Yudha dan Mbak Andhara rasakan ketika mereka sedang bersama-sama? Sontak wajah Susan memerah, ia menyungingkan senyum tipis ketika sadar mereka sudah cukup lama diam dan saling pandang macam itu. "Terima kasih, Mas." guman Susan lirih. "Sama-sama," Ardi tersenyum, ia bergegas menutup pintu mobil dan melangkah ke sisi lain mobil. Jantungnya berdegub dua kali lebih kencang. Kenapa ia jadi deg-degan macam ini sih? Ardi bergegas naik ke atas mobilnya, memakai seat belt dan menghidupkan mesin mobil itu. Tanpa obrolan yang terjadi antara keduanya, m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN