CHAPTER 103

1500 Kata

"Kenapa?" tanya Andreana yang syok melihat Lili berurai air mata naik ke mobilnya. "Cepet jalan dulu, ntar gue cerita deh," ia mencoba tersenyum, namun sayang air matanya meleleh, tersenyum? Ia gagal menyajikan senyum itu. "Oke-oke, kita ke mana?" Andreana kembali memacu mobilnya meninggalkan loby apartmen Lili, menuju rumahnya, sesekali ia melirik Lili yang tampak menyusut air matanya, ia mengutak-atik iPhone entah apa yang dia lakukan, Andreana tidak tahu. "Kalian bertengkar?" tanya Andreana hati-hati. "Gue sama dia udah pisah," jawab Lili singkat. Tampak Andreana terperajat, ia menoleh dan menatap Lili dengan tatapan tidak percaya, hanya sebentar. Karena ia harus kembali fokus pada jalanan yang ada di hadapannya. Pisah? Kenapa tiba-tiba pisah? Aneh! Andreana hendak kembali bertany

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN