Keputusan Romy

1203 Kata

Malam itu suasana rumah sudah tenang. Romy baru saja hendak tidur setelah seharian lelah bekerja dan membersihkan diri. Lampu kamar sudah diredupkan, ponsel yang baru saja diisi daya tergeletak di meja kecil di samping tempat tidur. Ia baru saja menarik selimut ketika terdengar ketukan pelan di pintu kamarnya. Romy sempat mengernyit. “Siapa malam-malam begini?” gumamnya. Ia bangkit, melangkah ke arah pintu, lalu membukanya. Di hadapannya berdiri Asih, ibunya, dengan ekspresi yang sulit dibaca — antara tegas dan gelisah. “Mama mau bicara sama kamu,” ucap Asih tanpa basa-basi. Romy menarik napas dalam. Wajahnya tampak lelah, namun ia tahu kalau menolak hanya akan memperpanjang masalah. “Di mana bicaranya, Ma?” “Di ruang keluarga saja,” jawab Asih dingin. Romy mengangguk pelan. Mereka pu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN