Bab37

1252 Kata

“Ahira, apa kita bisa ke kantornya mas Va’as?” Wajah khawatir, wajah penuh prasangka dan tentunya tak bisa tenang. Apa lagi tau jika mami mertuanya ada niatan menikahkan suaminya dengan sahabat baik yang dulu dia bawa pulang ke rumah mertua. Ahira menggelengkan kepala. “Saya bisa melakukan apa pun yang nona ingin, tapi saya tidak bisa membawa nona keluar dari villa ini.” “Kamu tau seperti apa perasaanku, Ahira?” tanya Caca dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Tau, kan? Kalau wanita hamil itu perasaannya jadi sensitif? Ahira jadi bingung melihat Caca yang mengusap embun di pelupuk mata. Istri boss-nya benar-benar menangis. Dan dia nggak tau apa yang Caca tangisi. Masa’ Cuma dengar suara seorang wanita udah nangis karna cemburu? Bukankah itu keterlaluan? Hhmm, begitu lah kira-kira piki

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN