"Jangan temui pian lagi, karena kamu punya saya!" Ujar Axel. Terdengar tegas dan tidak mau dibantah. Raya mengerjap, menatap cincin yang tersemat di jemarinya. Jantungnya terasa berdegup lebih kencang, seolah akan keluar dari tempatnya. "L-lo--" "Kamu dan aku!" seperti tidak tahu gadis itu menatap ke arah lain. Axel membingkainya lembut. "Jangan panggil lo-gue lagi." ujarnya. "Axel, maksudnya--" "Kamu maunya kaya gimana? aku sekarang udah tegasin perasaan aku. Apa kamu masih aja enggak ngerti. Kalau saya cinta sama kamu!" Tuhan! Raya menggigit bibirnya dengan kedua mata berkaca. Benarkah laki laki itu mencintainya? "Kenapa? ucapan saya salah?" Axel mengusap kedua mata gadis itu dengan lembut dan cemas. "Apa saya telah menyakiti kamu?" dia terlihat panik. Membuat Raya semakin menangi