106. Terpaku.

2095 Kata

Rahel POV. "Apa kamu nyuruh teman laki laki kamu ke sini?" Pian bertanya padaku. Suamiku itu kembali ke kasur, dan memeluku. "Di depan, barusan ada laki laki yang datang dan mau ngasih kamu sesuatu. Aku bilang aja, kalau kamu enggak butuh apa apa dari dia." Aku tidak tahu siapa laki laki itu. Lagi pula aku tidak membutuhkan bantuan apapun darinya. "Aku enggak tahu. Dia salah orang, kali." "Enggak mungkin salah orang. Dia nyebut nama kamu ko," Pian terdengar agak kurang suka. Nadanya menyindir, juga kurang bersahabat. Aku lelah sebenarnya, aku ingin tidur. Tapi bagaimana bisa aku tidur, kalau Pian sedang cemburu seperti ini. Aku yang asalnya menutup mata pun kembali membuka mata, dan mengusap wajah tampan yang beberapa menit yang lalu sudah memuaskanku. Lebih tepatnya dia yang sedang ingi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN