Dea baru saja duduk ketika staf dokter Wika pamit untuk pulang. Kalau bisa sih dia juga ingin ikut pulang saja rasanya. "Hari ini terakhir ya De, magangnya?" tanya Wika memecah kesunyian setelah pamitnya tiga orang stafnya itu. "Iya bang, makanya aku mau pamit ke sini," jawab Dea. "Gimana selama tiga bulan, betah nggak?" "Betah-betah aja sih bang, suasana kerjanya juga enak kok ... banyak ilmu yang aku dapat di sini." "Syukur deh, tapi kamu nggak diganggu sama Rezi kan?" tanya Wika sambil melirik temannya yang dari tadi hanya menyimak pembicaraan mereka. "Ganggu banget," jawab Dea terus terang. "Biasalah De, kalau nyesel itu selalu di belakang, biar kapok dia, lain kali jangan jadi cowok lemah." Dea sudah mulai merasa nyaman, ternyata dia dibela oleh Abang. "Ckkk ... situasinya ya