14. Si Mulut Tajam yang Perhatian

1319 Kata

“Aaaaaduh ....” Shanum terduduk gemetaran. Buket pengantin yang awalnya ia genggam, ia jatuhkan begitu saja. Sebab kedua tangannya mencengkeram kuat perutnya. Bima Ardelio yang sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar, berangsur melongok ke belakang. Ia dapati, Shanum yang tak ada di belakangnya, bahkan di pintu sekalipun. Namun tadi ia mendengar suara istrinya yang mengeluh khas menahan kesakitan. Baru melepas dasi kemudian jasnya, Bima Ardelio diusik oleh suara kesakitan Shanum. Shanum memohon tolong kepadanya. Dengan santai, Bima Ardelio menyisihkan apa yang baru saja ia lepas, ke sofa sebelum ruang keberadaan tempat tidurnya. Ia melangkah keluar sambil melepas kaitan kancing pergelangan tangan kemeja lengan panjang warna putihnya. Satu meter dari depan pintu kamarnya, Bima Ardelio m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN