66. Wisata Masa Lalu

2175 Kata

Entah mimpi apa Rayden semalam. Yang pasti, setelah yakin namanya dipanggil, ada jeda beberapa detik sebelum akhirnya ia menoleh, lalu melempar pandangan. Detik itu juga, waktu seakan terhenti sejenak kala matanya beradu. Seolah menyedot ingatan Rayden pada kilasan-kilasan masa lalu yang berlomba menyeruak ke permukaan ingatannya. Demi Tuhan, Rayden ingat benar siapa pemilik mata sendu dan suara lembut tersebut. "Fanya?" gumam Rayden. Suaranya terdengar lirih dan penuh keterkejutan. Menggambarkan ia tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya sekarang. "Iya, ini Fanya. Kamu nggak lupa sama aku, kan?" tanya gadis itu sambil menyunggingkan senyum dan bahkan mengulurkan tangan, mengajak bersalaman. Rayden bergerak alami. Menyambut uluran tangan Fanya dengan segera. Entah kenapa keti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN