Anthony Jordan tidak percaya kalau baru saja bertemu dengan anak perempuan yang dulu pernah suka dibully olehnya semasa SD dulu. Sekarang, mereka bertemu seperti ini membuatnya merasa sangat bersalah dan bodoh. “Alice! Jangan pergi dulu! Kita bicara sebentar! Aku mohon!” pinta Tony dengan wajah memelas dan sedih. Alice menatapnya waspada, kening bertaut dalam. Entah sihir apa yang membuat Alice menyetujuinya saja. Di sudut restoran, akhirnya berhasil berbicara empat mata. Keheningan sempat terjadi di antara mereka berdua, dan Alice hanya sesekali menyisip minuman dinginnya melalui sedotan. “Ehm... pertama-tama, aku ingin minta maaf atas perbuatanku dulu di masa lalu.” Tony memulainya dengan sangat berat dan terdengar sangat bersalah. Alice bisa melihat rasa penyesalan yang terpancar

