Rea dan Jouvan menatap miris perempuan yang ada di hadapan mereka. Clara, duduk dengan tatapan kosong dengan wajah cekung karena tubuhnya semakin kurus. Rea benar-benar tidak tega melihat wanita yang hampir melenyapkan nyawanya. “Kami akan menikah” ucap Jouvan dingin. Setelah kepulangan Jouvan dan Rea dari Paris, Rea membujuk Jouvan agar mau menjenguk Clara di salah satu rumah sakit jiwa. Clara di rawat di sini karena saat di penjara, wanita itu sering mengamuk dan histeris. Setelah di lakukan pemeriksaan, ternyata Clara mengalami gangguan jiwa. Clara tetap diam tanpa memberi respon apapun. “Aku sudah memaafkan kamu tapi maaf aku tidak bisa melupan apa yang sudak kamu lakukan terhadap Aurel dan Rea” suara Jouvan tedengar berat. Rea menyentuh tangan Jouvan, “Mas, aku tidak tega li

