Rea dan Jouvan tengah dalam perjalanan menuju ke rumah keluarga Gunawan. Selang tiga hari dari pertemuan dengan Putra, Jouvan akhirnya membawa Rea untuk menemui orang tuanya. Suasana sore yang cerah seakan mendukung niat baik keduanya.
Raut bahagia terpancar dari Jouvan karena hari yang di tunggu mama dan papanya datang juga yaitu membawa calon menantu. Namun berbeda dengan Rea, gadis itu nampak sangat tegang, bahkan kakinya tidak diam sejak tadi akibat di landa perasaan gugup.
“Mas, dulu masih ingat tidak pernah bilang ke aku untuk jangan tegang karena kunjungan waktu itu status kita hanya sebagai teman”
“Ingat, lalu?”
“Dan sekarang aku ngerasa hal yang sama. Aku takut ketemu papa dan mamanya mas”
“Jangan takut, kan kamu sudah kenal dengan papa dan mama. Lagi pula, aku yakin mer
