Pagi hari, akhirnya Rizki terbangun. Dia merasa senang melihat Kirana ada di sana. Duduk di kursi di dekat tempat dia berbaring sekarang sambil menahan kantuk. "Mama." Panggil Rizki membuat Kirana terkesiap menatap pada anaknya yang memanggilnya. "Eh, Sayang kamu sudah bangun?" Kirana bangkit dari kursi mendekati Rizki. Dia peluk anaknya dengan penuh kasih sayang. "Maafin Mama ya Sayang, Mama enggak tahu kamu sampai sakit begini karena kangen. Mama juga kangen sama anak Mama yang ganteng ini." "Mama kenapa pergi dari rumah itu? Aku jadi enggak bisa ketemu sama Mama lagi." Nada suara Rizki terdengar sedih. "Maaf ya, Sayang, Mama sudah pindah dari rumah itu tapi enggak bilang sama kamu. Mau kan maafin Mama?" Rizki mengangguk. Dia sudah mengurai pelukannya pada Kirana. Tersenyum samb