“Enak, Pa?” tanyaku pada Papa yang duduk, sedangkan aku berdiri di belakang sedang memijat bahunya. “Enak sekali, udah. Terima kasih” Papa meraih tangan, minta aku duduk di sisinya. Aku menurut, duduk dan langsung masuk ke rangkulan nyaman Papa dengan dagu bertumpu di bahu “Papa kenapa tidak beritahu Anna, tentang kejadian satu tahun lalu?” “Papa sudah jelaskan, bukan?” Kami bertemu tatap, “maksud Ana serangan jantung dan pemasangan Ring” lalu aku ingat tahun lalu hampir satu bulan tidak bisa telepon Papa, tapi dibulan berikutnya Papa mengunjungi “Waktu Papa datang ke Amsterdam, Papa berarti baru lakukan operasi?” Papa mengangguk, “ya, Papa takut tidak ada waktu lagi untuk bertemu kamu. Sebenarnya Papa datang ke sana ditemani Kai.” Aku langsung menjauh, Papa di Amsterdam tidak lama.