26. Gas Terus

1099 Kata

Prameswati merajut kaus kaki di depan pintu kamar Dara. Perempuan paruh baya itu duduk di atas kursi plastik seraya membawa benang dan hakpen. Prameswati mendengar tangisan anaknya yang tersedu-sedu. Tentu saja sebagai seorang ibu, prameswati tidak suka melihat anaknya menangis. bahkan hatinya akan ikut sakit tatkala setitik air mata saja jatuh di mata anak-anaknya.  Namun bagi Prameswati, Dara masih remaja. Dara masih harus bersenang-senang tanpa hubungan lebih intim dengan laki-laki manapun. kalau hanya sekadar pacaran, Prameswati tidak keberatan. Namun yang Prameswati lihat, Adi sudah sangat serius. Berkaca pada pengalamannya yang hanya buta modal cinta, Prameswati akhirnya  menderita. Ia tidak ingin Dara bernasib sama. Prameswati tau kalau nasib setiap orang beda, tapi untuk percaya p

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN