“Pak … saya mau ke ruang batik saja,” ucap Dara tatkala dia sudah menghabiskan satu mangkuk sotonya. “Gak boleh!” jawab Adi dengan lantang. “Tapi saya harus membatik, Pak,” ujar Dara lagi. “Terus kalau kamu ke ruang batik, saya sama siapa?” tanya Dara. “Lah biasanya juga sendirian, masak sekarang minta temen.” “Kalau ada kamu, kenapa saya harus sendiri?” “Au ah, pak. Intinya saya mau balik ke ruangan membatik,” jawab Dara dengan keukeuh. Namun saat Dara akan beranjak berdiri, Adi pun segera menarik tangan perempuan itu. “Kamu di sini saja, saya kasih kerjaan ke kamu,” ucap Adi. “Kerjaan apa, pa? Bapak kasih kerjaan tidak ada yang jelas sama sekali. Mending saya pergi dari sini,” oceh Dara. “Dara, menurut!” titah Adi. “Bagaimana bisa menurut kalau aku disandra di sini?”