23 -Tamat-

1091 Kata

Revan meringis menahan sakit cubitan yang mendarat di lengannya, "Aliya, sakit ihh. Kamu ngomomg apa sih?" Tanya Revan masih berlagak tidak tahu apa-apa. "Enggak usah sok gak tahu. Apa maksudnya Arisa di ajak jalan-jalan ke luar kota sama Mbak Nisa tapi gak bilang sama aku dulu?" Tanya Aliya galak. "Emang kenapa kalau Arisa di ajak jalan-jalan sama Mbak Nisa? Bagus toh, kita jadi bisa lebih lama di sini." Matanya melebar begitu dia mengatakan hal itu pada Aliya. Revan menatap Aliya sambil tersenyum garing. "Ohhhhh. Jadi kamu masih mau bersikeras untuk bulan madu lama? Hmm?" Aliya memincingkan matanya. Revan menghela nafas. Dia sudah tertangkap basah. "Sayang. Aku minta maaf. Iya aku yang minta tolong sama Mbak ku buat bikin alasan supaya kita bisa bulan madu lebih lama. Aku m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN