“Sayang, shhh …” Renjana langsung merasa khawatir karena tangis Sera cukup keras. “Dengarkan Mas dulu, ya?” Tangisan Sera justru semakin menggelegak, ponsel sang suami sudah tergeletak di atas pangkuan, tangannya terulur untuk menutupi wajahnya yang berantakan karena air mata. Tangan Renjana langsung berusaha untuk menarik turun tangan Sera, ingin menghapus air mata di wajah sang istri, namun detik itu tangannya ditepis kasar dan dadanya dipukul-pukul oleh Sera. “Mas tega sekali, sih?! ” Renjana menggigit bibir sambil menarik napasnya dalam, seolah sedang kembali menyiapkan diri untuk menghadapi tantrum istri part sekian. “Sayang, dengarkan Mas dulu, ya? Jangan menangis terus, nanti d**a kamu sesak.” Renjana raih tangan wanita itu sambil merapatkan tubuhnya supaya dia bisa merengk

