“Aku tidak mengerti.” Raut wajah Sera terlihat kebingungan, Renjana membingkai lembut seraut wajah istrinya itu dengan rasa cinta yang semakin menggelora. “Hanya Mas yang mengenalku? Dua puluh dua tahun yang lalu? Kenapa aku tidak mengenali, Mas? Apa kita pernah bertemu?” Kening Sera semakin mengernyit dalam, dan dia meninju kecil d**a masnya saat tanyanya justru dibalas kecup di kening oleh sang suami. "Jawab, Mas!" Sera jadi gemas sendiri dengan suaminya yang memang hobi cerita setengah-setengah. “Pernah, Dek. Hanya satu kali, mungkin kamu sudah tidak mengingatnya. Namun kamu abadi dalam ingatan Mas sejak pertama kali mata indah ini menatap Mas dengan raut khawatirnya.” Renjana mengecup kelopak mata Sera, yang membuat wanita itu refleks memejam. “Cerita yang jelas, Mas!”

