“Pagi, Pak.” “Pagi.” Arjuna mengangguk pada Bima dan Raska dengan ekspresi yang penuh ketenangan. “Ayo masuk. Saya ingin memastikan kehancurannya di depan mata saya.” Suara Renjana mengalun dingin, seiring dengan langkahnya yang tegap dengan wajah angkuh juga tatapan yang tajam melangkah memasuki ruang sidang. Bima dan Raska mengikuti di belakang bosnya, dengan langkah congkak memasuki ruang sidang utama pengadilan negeri dengan rasa puas sebab telah berhasil mengawal kasus ini hingga akhir. “Beberapa wartawan dan reporter TV nasional meliput, Pak. Dari informasi yang beredar, ini masuk dalam kasus TPPU yang fantastis. Nilainya kerugiannya cukup besar untuk sekelas kasus TPPU, karena sudah berjalan beberapa tahun ini.” Bima kembali memberikan informasinya. Pun Raska langsung me

