Akhir-akhir ini, Renjana semakin sering naik ke lantai dua puluh sembilan untuk makan siang di ruangan sang istri atau pun menjemputnya saat jam pulang. Dia tidak perlu lagi bertanya pada Sera dengan mengiriminya pesan, pria itu akan langsung melenggang begitu jam pulang menuju ke lantai atas, dan Sera sepertinya juga sudah terbiasa. Tidak ada lagi rasa canggung pada karyawan Wiratama yang Renjana rasakan, bahkan dia tidak perlu bertanya pada resepsionis jika ingin menemui Sera, karena mereka pun langsung selalu mempersilahkan Renjana masuk tanpa banyak bertanya. Renjana pun enggan merasa canggung, dia memilih menekan rasa canggung dan sungkannya sebab rasa rindu dan khawatirnya untuk Sera lebih mendominasi. Beberapa hari ini, dirinya bukan hanya disibukkan dengan pekerjaan, namun d

