Kecupan basah dan bertubi-tubi itu membuat Sera langsung mengerang dan perlahan terjaga dari tidurnya. “Eughh … Mas …Geli.” Sera merengek sambil membuka mata. Renjana terkekeh dan kembali mengecup pipi Sera sambil mengusap-usap perut buncit sang istri. “Subuh dulu, yuk? Mas sudah siapkan alat solatnya. Sudah adzan sepuluh menit yang lalu, Sayang.” Sera mengangguk sambil berusaha duduk, Renjana dengan cekatan membantunya, bahkan menemani Sera sampai ke kamar mandi. Pria itu juga ikut mengambil wudhu. Hati Renjana rasanya lega sekali pagi ini, sebab Sera akhirnya memulai masa cutinya, istrinya itu tidak perlu berlelah-lelah lagi bekerja. Atau ketiduran dalam perjalanan pulang. Selepas solat, Sera langsung mengambil Al-Quran dan mengaji, Renjana memilih mendengarkan, dengan se

