bc

Cinta Tuan Muda

book_age16+
38.6K
FOLLOW
163.3K
READ
CEO
boss
drama
genius
icy
office/work place
cruel
like
intro-logo
Blurb

Menjadi istri dari seorang pria tampan dan kaya memang selalu menjadi kebanggaan tersendiri. Semua orang pasti akan menganggapmu gadis paling beruntung di dunia ini. Tapi apa jadinya jika kita menikahi pria tampan tersebut karena sebuah jaminan hutang? Ya, siapa saja tentu tidak akan mau, termasuk diriku sendiri.

Aku terpaksa menawarkan diriku sebagai jaminan menggantikan kakak tiriku yang sudah pasti tidak akan sudi. Aku melakukan itu demi ayah, kuanggap itu sebagai balas budi. Balas budi karena telah merawatku.

~~~

Hana Kirana, seorang gadis cantik yang selalu berpenampilan sederhana. Menikah dengan Ziko pernanda Wijaya, pria tampan dan tajir yang meminta salah satu anak gadis dari pria tua yang memiliki banyak hutang padanya. Awalnya Ziko meminta gadis paling tua dari anak pria itu, namun gadis kecil yang bernama Hana itu malah datang sendiri, bersimpuh di kakinya untuk menggantikan kakaknya.

Ziko menerimanya, keberanian bocah ingusan itu sedikit membuat jiwanya tertantang untuk mencoba seberapa beraninya gadis ingusan itu.

“Baiklah, persiapkan dirimu!” Jawab Pria bertubuh atletis tersebut kemudian melenggang pergi diikuti oleh para pengikutnya yang hampir memenuhi seluruh ruang tamu rumah Hana.

Akan seperti apakah kehidupan Hana setelah menikah dengan pria yang terkenal kejam itu? Akankah Hana mampu melewati hari-harinya? Ikuti terus kisahnya.

chap-preview
Free preview
Jaminan
“Serahkan gadis itu, atau kuhancurkan semuanya!” Suara dingin menggelegar memenuhi seluruh ruangan. Setelah menerobos masuk dan memporak-porandakan seisi rumah, dia berteriak di dalamnya. Pria yang akrab disapa Ziko ini sangatlah tampan, bentuk wajah dan tubuhnya yang sempurna membuat banyak wanita tergila gila padanya. Tak hanya itu, Ziko juga memiliki kekayaan yang berlimpah. Namun sayang, dibalik kelebihannya tersebut tersimpan beberapa sifat buruk Ziko yang tidak banyak orang ketahui. Diantaranya, Ziko merupakan pria yang sangat tertutup dan kejam, ia tidak pernah memberi ampun kepada tikus-tikus kantor yang mengotori perusahaannya. Matanya yang tajam bak belati seakan mencabik cabik tubuh keluarga kecil yang saat ini bersimpuh di hadapannya. Seperti debu di alas sepatunya yang mengkilat, Ziko menatap remeh keluarga kecil yang sedang bersujud memohon belas kasih. Suasana semakin mencekam ketika rahang Ziko terlihat lebih jelas karena tidak ada jawaban dari lawan bicara. Sangat gagah tapi menakutkan. Sesaat mata tajamnya menangkap sosok gadis kecil yang menarik perhatiannya. Ziko menginginkan gadis itu, memainkannya, seperti boneka. Menyadari keinginan Ziko, sang ayah mendekap putrinya. Ziko menarik bibir sedikit melihat itu, membuat wajahnya semakin pas dengan kata sempurna. Namun hal itu malah membuat siapa saja yang melihat bergidik ngeri, apalagi tatapan bak elang dan senyumannya yang tipis. Seperti kata pepatah, keluarga adalah harta paling berharga di dunia ini, begitu bukan? Pak Sutomo semakin merengkuh keluarga kecil ke dalam dekapannya, memberikan perlindungan kepada istri dan putri kecil mereka yang hendak diminta oleh tuan muda Ziko. Celine, putri Pak Sutomo yang memiliki paras cantik, tubuh tinggi dan seksi. Ditambah dengan rambut hitam yang menjuntai panjang hingga ke pundak membuatnya semakin terlihat anggun. Sedang, Celine menatap benci pria di hadapannya. Pria yang tiba tiba datang dan mengobrak abrik isi rumahnya itu memang tampan, tapi terlalu tua bagi Celine yang masih muda dan segar. Pria itu bahkan menyuruh para bodyguardnya untuk memukul dan menyiksa ayah tanpa segan. Gadis dua puluh satu tahun itu mengepalkan tangan dan hendak berdiri, ingin sekali dia memaki balik pria kejam itu dan mencabik cabik wajahnya. Untung saja Maya, ibunya. Segera menarik Celine agar kembali duduk bersimpuh dan tidak memperburuk keadaan. “Hahaha, beraninya kau menatapku seperti itu, gadis kecil!” Suara menakutkan itu kembali menggema tatkala tidak ada jawaban apa pun selain kilatan amarah Celine yang tertangkap di mata Ziko. “Hancurkan mereka sem-.” “Tunggu!” Sesaat suasana hening, semua orang yang berada di ruangan menoleh ke sumber suara. Seorang gadis yang tubuhnya hampir sama dengan celine, sepertinya mereka sebaya. Namun jauh lebih cantik dan seksi Celine. Gadis tersebut hanya berparaskan kepangan rambut dan kaca mata yang bartender di manik matanya yang sayu. Dengan tertunduk dan kaki gemetar, dia berjalan perlahan ke arah Ziko. Ziko menatap tajam gadis yang sedang meremas jari jemarinya tersebut, berani sekali bocah ingusan itu menghentikan aksinya. Tangan kanan Ziko terangkat menghentikan gerakan para bodyguardnya yang hendak menarik gadis tersebut. Ziko terdiam memberi waktu dan penjelasan kepada bocah ingusan tersebut. Namun Mata tajam Ziko sukses mengikis nyalinya, membuat tubuhnya kaku tak dapat digerakkan. Ia sampai lupa ingin bicara apa tadi. Bodoh. Rutuknya dalam hati. Masih diam, mengendalikan diri. Rasanya sulit sekali meski hanya bernafas menghirup udara di depan pria itu. Namun terlambat, kebisuan gadis tersebut membuat Ziko semakin naik pitam. “Hancurkan mereka sem!” “Tuan! kumohon jangan!” Belum sempat Ziko menyelesaikan ucapannya, gadis itu sudah berlari dan bersimpuh di kaki. Memohon dan menangis hingga membuat air matanya lolos membasahi sepatu Ziko. Semua pasang mata terkejut dengan apa yang dilakukan gadis tersebut, termasuk dengan Ziko sendiri. Matanya menatap tajam tangan gadis kecil yang berani menyentuh kakinya. “Air matamu mengotori sepatuku!” Suara dingin itu kembali terdengar. Saking dinginnya membuat beku hati gadis kecil yang bernama Hana tersebut. Deg, ucapan Ziko sangat merengkuh hatinya. Hana tersenyum getir. Sangat sakit, padahal dia sudah biasa mendapat makian seperti ini. Ternyata hatinya tak sekuat yang ia songsong. “Ma-maaf, Tuan," lirih Hana seraya menarik tubuh dan tangannya. Menjauhi sepatu Ziko dan berdiri di depannya. “Katakan!” “A… aku akan menggantikan kakakku," lirih Hana tanpa berani menatap wajah Ziko. Sutomo terkejut mendengar penuturan tersebut, berbeda dengan Maya dan celine yang tersenyum sinis menatap Hana. Langsung diam, membeku. Tubuhnya lemas setelah mengucapkan kata itu. Dirinya seperti terdakwa yang sebentar lagi akan dieksekusi mati. Apa yang kulakukan? Sesaat pikirannya menolak, tidak setuju dengan apa yang ia ucapkan barusan. Namun hatinya rela. Ziko menatap tubuh Hana tanpa terkecuali, kemudian beralih menatap gadis yang saat ini direngkuh Sutomo secara bergantian. “Jelaskan!” “Di-dia putri saya, Tuan,” ujar Sutomo kemudian memejamkan mata erat-erat seakan baru saja membuat kesalahan yang sangat besar. Hana sedikit menarik bibir ketika sang ayah mengatakan 'Dia putriku' Kata-kata itu, itu adalah kata yang selama ini ingin ia dengar. Pengakuan seorang ayah terhadap putrinya di depan umum. Tapi kenapa baru sekarang, ayah? semakin tersenyum getir. Ziko terdiam, kembali menatap kedua gadis itu secara bergantian. Seperti sedang merencanakan sesuatu, Ziko tersenyum penuh arti. “Baiklah, persiapkan dirimu!” jawab Pria bertubuh atletis tersebut kemudian melenggang pergi diikuti oleh para pengikutnya yang hampir memenuhi seluruh ruang tamu rumah Hana. Bugh. Hana langsung menjatuhkan tubuh setelah membungkuk di hadapan Ziko dan para pengikutnya. Hana mengerjap, berusaha menyadarkan diri. Ia tidak menyangka dengan kejadian yang baru saja terjadi. Tuan itu menyetujui aku menggantikan kakakku untuk dijadikan jaminan. Tarikan bibir manis terukir di wajahnya yang ayu. Tersenyum miris akan takdir hidupnya yang sangat lelucon. Suasana malam yang biasanya sunyi kini begitu ramai, suara hantaman berbunyi silih berganti. Hana terkesiap mendengar suara tersebut. Dengan cepat bangun dan mengintip dari balik pintu gudang. Dari posisinya, dia melihat jelas para pria berbadan besar menghantam ayahnya secara membabi buta. Hana tidak tahu apa salah ayahnya hingga mereka tega menghakimi ayahnya dan memukulnya tanpa ampun. Hana menitikan air mata, dia sangat menyayangi ayahnya. Meski ayahnya itu kerap memperlakukan Hana secara tidak adil, tapi Hana tetap menyayangi dan menghormatinya. Karena bagi Hana, sudah seharusnya dia sebagai anak untuk selalu menyayangi dan menghormati orang tua. Hana menganggap jika dia tidak akan bisa tumbuh dewasa sampai saat ini tanpa ayah dan ibuku. Tiba saat pemimpin mereka meminta Kakaknya, Celine untuk dijadikan jaminan. Hana berinisiatif untuk menggantikan kakaknya sebagai jaminan. Hana melakukan hal itu karena dia tau, Celine pasti tidak akan mau. Celine sudah memiliki kekasih, pria sama yang pernah Hana cintai. Demi ayah, demi orang orang yang Hana sayangi. Hana rela menyerahkan diri kepada pria kejam itu, menggantikan kakaknya. Tidak apa, Hana menganggap hal itu sebagai balas budi terhadap ayah. Entah apa yang akan dilakukan pria itu kepada diri Hana nanti. Dia tidak tahu, yang penting ayah bebas. Awalnya Hana tidak yakin. Dia mengira tuan itu akan menolak karena dia sangatlah jelek dan Nora. Tidak seperti Celine yang cantik dan fashionable. Namun tanpa diduga, tuan itu menerimanya, tanpa basa-basi. Entah harus senang atau sedih. Berhasil menyelamatkan Ayah dan mengorbankan diri sendiri. Akan jadi seperti apa dirinya nanti, Hana sudah pasrah. Tapi Hana bersyukur. Karena hal ini, setidaknya dia dapat mendengar kata yang selama ini dia tunggu. Ayah mengakui Hana sebagai putrinya. Di depan semua orang. Setelah mereka tak lagi terlihat, Sutomo beranjak menghampiri Hana. “Terima kasih sayang, terima kasih sudah menyelamatkan ayah dan keluarga kita,” ucapnya sambil tersenyum. Tanpa sama sekali menyentuh bahkan memeluk Hana. Hanya di bumbui kata 'Sayang' yang membuat ucapan terdengar berbeda. Masih seperti dulu. Sutomo tidak pernah menyentuh Hana. Jika ingin memukulnya, Sutomo selalu menyuruh Ibu Maya atau menggunakan alat pemisah antara Hana dan dia. Hana menatap lekat senyum yang terukir di wajah ayahnya. Sebahagia itukah ayah dengan keputusanku? “Aku ingin istirahat,” ujar Hana mengabaikan ucapan terima kasih yang diucapkan ayahnya. “Ya, ya, baik. Istirahatlah, sayang,” jawab Sutomo semakin membuat Hana tersenyum getir. Matanya menatap Ibu Maya yang tersenyum mengejek kemudian memeluk Celine dan pergi ke kamarnya. Huft! Di dalam kegelapan, Hana terus mengingat senyum bahagia yang terukir jelas di wajah ayahnya. Kebahagiaan yang tidak pernah bisa Hana berikan sebelumnya meski sudah melakukan apapun yang terbaik. “Ayah bahagia aku menggantikan kak Celine, ayah tersenyum. Ayah rela memberikan aku kepada pria kejam itu demi keluarga baru ayah,” gumam Hana seraya tersenyum tipis. senyuman tipis yang perlahan melebar, semakin lebar hingga akhirnya menangis. "Hana rindu ibu, hiks!" Hana menangis, menumpahkan kesedihan dan kerinduannya pada mendiang Ibunda di dalam kamar kecil miliknya. Setelah kepergian ibu 10 tahun lalu, hidup Hana berubah seratus delapan puluh derajat. Ibu Hana meninggal karena penyakit jantung. Awalnya, penyakit sang ibu berangsur membaik dan bisa dipastikan sembuh dalam waktu setahun ini. Namun, jantung sang ibu langsung diam berhenti saat Sutomo pulang ke rumah membawa seorang wanita dan gadis kecil yang sangat cantik. “Nadira, mereka adalah keluargaku. Perkenalkan! Ini Maya istriku dan ini Celine putri kecil kami. Kuharap kau dapat menerima dan hidup rukun bersama mereka.” Nadira menyentuh dadanya yang terasa nyeri, jantungnya berlonjakan sangat cepat tidak seperti biasanya. “Ibu!!” Teriak Hana. Hana yang sedari tadi mengintip dibalik pintu kamar langsung berlari ketika melihat ibunya jatuh tersungkur ke lantai. “Ibu! Ibu kenapa? Ibu jangan tinggalin Hana, Bu.” Nadira tersenyum sambil mengusap lembut pipi putrinya dan tak lama kemudian tangan itu jatuh tak bernyawa. “Ibuuu....” teriakan Hana kecil mengisi seluruh ruang tamu. Sambil menangis Hana menatap ayahnya yang hanya terdiam, juga keluarga baru Hana yang tersenyum sinis kepadanya. Dari sanalah perjalanan hidup Hana dimulai, perjalanan hidup yang penuh akan tangis dan kesepian. Dihiasi perselisihan yang kian terjadi antara Hana dan Celine. Usia dan gender mereka yang sama tentu membuat mereka mempunyai keinginan dan hobi yang sama hingga tak jarang menimbulkan perdebatan. Namun bukan keadilan yang di dapat, Hana malah lebih sering dihukum karena tidak ingin mengalah. Tak jarang Sutomo memukul bahkan mengurung Hana di gudang atas usul istri barunya. Hana kecil selalu menangis ketakutan di kegelapan gudang hingga pagi tiba. Awal kebiasaan Hana yang ia lakukan sampai sekarang. Jika dirinya sedang bersedih, dia pasti akan berdiam diri di kegelapan yang sebenarnya ia sendiri takut untuk menjalaninya. Bersambung....

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
188.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.1K
bc

My Secret Little Wife

read
92.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook