bc

Shin's Story

book_age18+
133
FOLLOW
1K
READ
dark
sensitive
bxg
serious
mystery
male lead
another world
rebirth/reborn
shy
like
intro-logo
Blurb

INNOVEL WRITING CONTEST -- THE NEXT BIG NAME

✨✨

BELUM TAMAT - GAK PAKAI KOIN - BELUM DIEDIT

Shin adalah dewa kematian. Tugasnya mencabut nyawa manusia. Namun, tak seperti dewa kematian lain, Shin memiliki perasaan yang halus. Malah terkadang dia kasihan terhadap manusia yang harus mati dan dicabut nyawanya.

Shin penasaran terhadap dirinya sendiri. Kenapa dia begitu tertarik pada manusia? Jawabannya begitu mengejutkan. Shin pun harus memilih. Apa dia akan menuruti kata hatinya, atau terus menjadi dewa kematian?

Cover: CANVA

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Namanya Shin. Dia adalah dewa kematian. Sebenarnya, Shin suka manusia. Yang tak dia sukai adalah harus mencabut nyawa mereka. Yah, mau bagaimana lagi. Ini pekerjaannya. Tak mungkin Shin melepas pekerjaan ini. Selain tak punya pilihan, kaumnya memang tak sebebas manusia yang bisa menentukan apa yang mereka mau. Begitulah. Sejak ‘dilahirkan’, Shin adalah dewa kematian. Sampai kapan pun dia adalah dewa kematian. Kira-kira baru dua tahun Shin mendapat tugas mencabut nyawa manusia. Dia memiliki atasan yang secara rutin memperbarui daftar orang-orang yang harus dicabut nyawanya. Biasanya, sebelum melakukan tugasnya itu, Shin memperhatikan kehidupan mereka. Dewa kematian ada banyak sekali. Wajar sekali, bukan? Manusia tak hanya ribuan. Terakhir kali Shin mengecek, jumlah manusia yang hidup di Bumi mendekati angka yang fantastis, yaitu 7,7 milyar. Wow! Shin tak bisa membayangkannya. Manusia sebanyak itu berlomba-lomba menghirup udara dan bertahan hidup. Dengan kompetisi hidup yang makin ketat, pantas saja ada yang tak bisa mempertahankan eksistensi dirinya dan mencoba menghilangkan nyawanya sendiri. Kehidupan memang keras. Hanya yang kuatlah yang mampu bertahan. Bukannya begitu? Sebagai dewa kematian, Shin tinggal di dunia yang berbeda sama sekali dengan dunia manusia. Meski berseberangan, tapi dunianya memiliki dimensi yang berbeda. Adapun rupa dewa kematian sama saja seperti manusia kebanyakan. Bedanya, dewa kematian tak menjadikan pesona fisik sebagai komoditas, tak seperti manusia yang menjadikannya aset untuk mempermudah hidup. Di dunia mereka, dewa kematian tak memiliki kualifikasi semacam itu. Sebagai dewa kematian mereka setara. Tak ada bedanya. Seperti yang dibilang di awal, Shin suka manusia. Manusia adalah makhluk yang menarik. Mereka lahir dari banyak faktor. Ketika nasibnya baik, bisa saja mereka lahir dari pasangan suami istri yang saling mencintai. Namun, kalau nasibnya jelek, bisa saja ada laki-laki biadab yang menyekap perempuαn tak berdaya, memperkosanya, lantas perempuαn itu hamil, dan akhirnya melahirkan bayi laki-laki atau perempuαn. Banyak sekali kemungkinan. Kemungkinan-kemungkinan itu lalu berkembang menjadi kisah-kisah yang menarik untuk disaksikan. Shin tak bisa menghitung secara pasti, tapi dia sudah menyaksikan puluhan kisah manusia yang nyawanya dia cabut sejak dia bekerja sebagai dewa kematian. Ada kisah yang membahagiakan, menyedihkan, bahkan tragis. Awalnya, Shin tak tega mencabut nyawa manusia. Apalagi setelah melihat bagaimana kehidupan mereka. Namun, seniornya selalu berkata kalau manusia hanya menjalankan tugasnya, sama seperti dewa kematian yang menjalankan tugasnya. Boleh saja Shin bersikap sentimental, tapi dia tak boleh larut dalam kehidupan manusia itu sendiri. Mengenai kisah manusia, meskipun Shin berusaha tak bersikap sentimental, tapi terkadang dia menangisi manusia juga. Apalagi kalau hidupnya berakhir tragis. Melihat sikapnya itu, seniornya memberikan solusi untuk mendistraksi perasaannya sendiri. Shin diharuskan untuk mencatat apa yang dia rasakan pada buku harian. Awalnya Shin merasa tugas itu begitu menyusahkan. Tapi, lama-lama menyenangkan juga. Tiap kali dia merasa tertekan dengan tugasnya sebagai dewa kematian, Shin segera menuliskan apa yang dia rasakan. Itu cukup membantu menetralisasi perasaannya sendiri. Hari ini karena agak senggang—dari daftar yang dikirim belum ada manusia pun yang meninggal dua hari ini—Shin membaca ulang buku hariannya. Dia tersenyum. Membacanya membuatnya semakin menyadari kehidupan manusia sungguh menarik. Namun, ada sesuatu yang membuatnya penasaran, yaitu mengenai dirinya. Kenapa Shin tak seperti dewa kematian lain? Kenapa dia merasa ada yang aneh dengan eksistensinya sendiri? Dan juga, kenapa dia begitu menyukai manusia? Shin yakin ada jawaban di balik semua ini.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Time Travel Wedding

read
5.2K
bc

Romantic Ghost

read
162.2K
bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.7K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.8K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.2K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
2.9K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook