bc

PENJARA HATI

book_age18+
10
FOLLOW
1K
READ
drama
like
intro-logo
Blurb

Bian Aditama harus rela kehilangan penglihatan dan kedua kakinya setelah dirinya berhasil menyelamatkan sang mantan istri dari kecelakaan yang hampir saja merenggut nyawanya.

Merasa kehilangan harapan, Bian memilih menghilang dan menyuruh keluarganya untuk menyebarkan berita tentang kematiannya.

Namun, meski raganya telah jauh menghilang, tetap saja di hatinya masih tersimpan cinta yang begitu dalam untuk Alea. Cinta yang terus memenjarakan hatinya hingga mati rasa.

Akankah Bian terus terpenjara oleh rasa cintanya pada Alea? Ataukah menyerah pada cinta Arandita, gadis cantik yang terus berjuang untuk meluluhkan hatinya.

"Apa kau tidak melihat kalau aku buta?" teriak Bian dengan kesal.

"Memangnya kenapa kalau kau buta? Perasaanku tidak akan berubah hanya karena kau buta!"

chap-preview
Free preview
MIMPI BURUK
Bian Aditama berlari mengiringi langkah Alea. Pagi itu, ia ingin sekali kembali menemuinya. Meskipun ia tahu Alea saat sangat membencinya, tetapi, Bian tetap memaksakan diri untuk terus mendekati wanita itu. Tidak peduli, walaupun Alea akan memarahinya habis-habisan. Entah mengapa, Bian ingin sekali berdekatan dengan Alea hari itu. Jika biasanya, Bian akan menahan rasa rindunya mati-matian. Namun, hari itu, Bian benar-benar ingin bersama dengan Alea. Apapun yang terjadi. Alea terus berlari, sementara Bian terus mengikutinya dari belakang. Perempuan itu sampai di pinggir jalan dan bermaksud ingin menyeberang saat tiba-tiba saja Bian menarik tangannya. Alea yang terkejut tidak sempat menghindar saat tubuhnya dengan cepat menabrak dada bidang pria itu. Bian dengan cepat menarik tubuh Alea dan memeluknya dengan erat. "Izinkan aku memelukmu sebentar saja. Hanya sebentar, aku sungguh-sungguh merindukanmu." Bian berucap lirih di telinga Alea. Seketika tubuh Alea menegang, apalagi saat Bian berbisik dengan lembut. Perasaannya seolah dipaksa kembali ke masa lalu. "Aku hanya ingin memelukmu sebentar saja. Setelah ini aku janji, aku tidak akan mengganggumu lagi," ucap Bian lagi. Kedua matanya terpejam, menikmati detak jantungnya yang menggila. Melihat Alea terdiam tak menolaknya, Bian tersenyum bahagia. Pria itu mempererat pelukannya, menumpahkan seluruh kerinduan yang selama ini tersimpan untuk wanita yang sangat dicintainya itu. Mereka berdua saling berpelukan. Bian memejamkan mata. Menikmati detak jantungnya yang menggila. Merasakan kenyamanan yang sudah lama tidak pernah ia dapatkan. Namun, saat Bian membuka mata, wajahnya berubah panik. Dari arah depan, terlihat sebuah mobil yang melaju dengan kencang dan mengarah pada mereka berdua yang saat itu berdiri tepat di pinggir jalan raya. Dengan cepat Bian mendorong tubuh Alea hingga perempuan itu terjatuh menjauh dari pinggir jalan. Akan tetapi, naas. Mobil di hadapannya itu langsung menerjang tubuh Bian dan menyeretnya tanpa ampun. "Biaan!" *** Bian menggeleng, tubuhnya masih terbaring di atas ranjang dengan wajah pucat. Keningnya penuh dengan buliran keringat yang menetes pada pipinya. "Bian! Bian!" Laras menepuk-nepuk wajah Bian. "Bian! Bangun, Bian! Bangun, Nak." Laras masih terus menepuk wajah Bian sambil sesekali mengguncang tubuh pria itu. Wajah perempuan baya itu terlihat panik. Bian terbangun dengan raut wajah ketakutan. Buliran keringat membasahi wajah dan juga seluruh tubuhnya. Napasnya memburu, seperti habis berlari maraton. Laras mengusap rambut putranya. Wanita itu bernapas lega melihat Bian terbangun. "Kamu mimpi buruk lagi?" Bian mengangguk, tangannya meraih tubuh Laras, kemudian memeluk perempuan itu. Kedua matanya berkaca-kaca seiring rasa takut akibat mimpi buruk yang dialaminya. "Mama, sampai kapan mimpi buruk ini akan berakhir?" Bian berucap lirih sambil menetralkan deru napasnya yang masih memburu. "Lupakan dia, Bian. Kalau kamu bisa melupakan dia, mama yakin, semua mimpi buruk itu akan berakhir." "Mana bisa aku melupakan dia, Ma?" Bian memeluk Laras dengan erat. Pria itu kembali menangis. Bian benar-benar lelah dan ingin mengakhiri semuanya. Kalau dia tidak mengingat Laras dan Aditama, mungkin sudah dari semenjak lama Bian mengakhiri hidupnya. Sudah berkali-kali ia mencoba ingin mengakhiri hidupnya, tetapi, saat ia ingin melakukannya, bayangan kedua orang tuanya selalu hadir. Begitupun wajah Alea. Mereka bertiga seolah mengingatkan pada Bian, agar dia tidak melakukan hal bodoh yang akan merugikannya. Apalagi, saat wajah Alea hadir dengan air mata yang mengalir pada pipinya. "Seandainya kecelakaan itu tidak pernah terjadi, mungkin keadaan kamu tidak akan seperti ini, Bian. Kamu tidak mungkin menderita seperti ini," ucap Laras sambil menangis. Wanita itu melepaskan pelukannya. Laras menatap Bian yang saat ini berada di hadapannya. Namun, kedua mata lelaki itu tidak bisa melihat Laras. Perempuan paruh baya itu sangat sedih melihat keadaan putranya. Laras tidak pernah menyangka, kalau nasib Bian jadi seperti ini. Putranya itu bukan hanya kehilangan cintanya, tetapi, dia juga harus rela kehilangan penglihatan dan kedua kakinya. Sebagai orang tua, Laras tentu saja sedih dan merasa iba melihat Bian. Laras bahkan sempat ingin menyalahkan Alea karena sudah menjadi penyebab terjadinya kecelakaan itu. Namun, Bian dengan tegas mengatakan kalau Alea tidak bersalah karena semua yang terjadi bukanlah kesalahan Alea. Melainkan takdir yang sudah digariskan Tuhan untuknya. Seandainya saat itu Bian tidak berhasil menyelamatkan Alea, mungkin ia akan menyesal seumur hidup karena sudah menyebabkan Alea terluka di depan matanya. Apalagi, seandainya Alea juga mengalami hal yang sama seperti yang dialaminya saat ini. Bian kembali berbaring, saat Laras menyuruhnya kembali tidur. Laras menutup pintu jendela kamar. "Jangan ditutup, Ma. Biarkan saja." "Angin malam tidak baik untukmu, Bian." "Tidak ada yang lebih baik dari angin malam sekarang, Ma. Kalau jendela itu tertutup, aku tidak bisa tidur." "Kamu bisa sakit kalau kamu terkena angin malam terus, Bian." Laras dengan suara kencang menutup jendela kamar. "Mama." "Mama akan menemanimu tidur di sini." Laras kembali mendekati Bian. Ia duduk di sisi tempat tidur. "Tidurlah! Mama akan menemanimu." Laras mengusap lengan Bian. Hatinya terasa sakit melihat keadaan pria itu. Bian adalah putra kebanggaannya. Berkat Bian, kini perusahaan mereka kembali kokoh. Kalau dulu Bian tidak menikah dengan Alea, mungkin perusahaan mereka saat ini sudah gulung tikar. Hanya saja, Laras tidak pernah tahu kalau Bian berbuat jahat pada Alea karena setelah mereka menikah, Laras tidak pernah sekalipun berkunjung ke rumah Bian. Setiap kali Laras ingin datang ke rumahnya, Bian selalu melarang Laras untuk datang. "Mama, kenapa mimpi itu selalu hadir setiap malam? Dari sekian banyak cerita menyedihkan antara aku dan Alea, kenapa harus kejadian kecelakaan itu yang selalu hadir dalam mimpiku?" Bian menghadap ke arah Laras. Meskipun dia tidak bisa melihat, tapi dia bisa merasakan keberadaan Laras di sampingnya. "Mungkin, karena kejadian kecelakaan itu sangat membekas di otakmu. Makanya, tanpa sadar kamu selalu saja memikirkan kejadian itu," jawab Laras. Wanita itu mengusap kepala Bian dengan kedua mata berkaca-kaca. "Entahlah, Ma, yang aku ingat, saat itu Alea begitu panik dan ketakutan melihat aku, Ma. Alea menangis saat melihatku mengalami kecelakaan itu." Semua bayangan kecelakaan itu kembali muncul di kepalanya. Bian sangat beruntung, karena luka di kepalanya yang cukup parah tidak sampai membuatnya amnesia. Hanya saja, cidera kepalanya justru langsung membuatnya mengalami kebutaan. Bian masih ingat, saat dirinya baru saja tertabrak mobil itu. Rasa sakit terasa di sekujur tubuhnya. Saat itu dia masih dalam keadaan sadar. Ia mendengar dengan jelas suara teriakan Alea. Perempuan itu berteriak panik menyebut namanya. "Bian!" "Bian!" Alea dengan susah payah bangkit, kemudian berlari dengan tertatih mendekati tubuh Bian. "Bian!" Alea berteriak mendekati Bian yang tergeletak di jalanan dengan tubuh bersimbah darah.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

My Secret Little Wife

read
85.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook